PDM Kabupaten Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Bogor
.: Home > Berita > MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN KRISTENISASI

Homepage

MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN KRISTENISASI

Jum'at, 01-01-2012
Dibaca: 11703

MUHAMMADIYAH  DAN  GERAKAN  KRISTENISASI

Drs.  Abu Deedat  Syihab.MH

Ketua Majelis Tablig  PDM-Kota Bekasi

Direktur Pustaka Tazkia Az-Zahra

Wk Ketua KDK-MUI Pusat

Ketua Bid.Pemantau Aliran sesat/Pemurtadan MUI-Kota Bekasi

·         Pendahuluan.

           Kristenisasi  bukanlah  isue melainkan  pakta  dan realitas , sebagaimana  baru-baru ini Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bekasi,  pada hari Kamis,  07 Juli  2011 mendapatkan kiriman  2 ( dua ) kerdus Injil   sebanyak  150 Examplar dari  Lembaga Misi Kristen Internasional  yaitu THE GIDEONS INTERNATIONAL ,yang  merupakan perhimpunan dari kalangan pengusaha  dan profesional Kristen,  yang  saat ini tergabung bersama di lebih dari 180 negara untuk persekutuan dan pelayanan.   Perhimpunan ini bertujuan  memperkenalkan  Injil kristus  kepada semua  orang, sehingga akhirnya secara pribadi, mereka mengenal Tuhan Yesus Kristus  sebagai Juruselamat.

Apa yang dilakukan oleh lembaga Kristen ini : pertama sudah melakukan pelanggaran / tidak mematuhi  terhadap  kode etik penyiaran Agama : SK Menag No.70/thn 1978. Kedua,  adalah sebagai bukti  bahwa  kristenisasi  itu bukanlah isue, bukti ini  sebagai  jawaban untuk  Pastor Situmorang yang ingin menghapuskan dan menolak istilah kristenisasi.

·         Latar  belakang   Berdirinya Muhammadiyah          

            Bagi Muhammadiyah  sebagai  Ormas Islam  yang tertua di Indonesia  masalah  kristenisasi  bukanlah  barang baru, karena  lahirnya  Muhammadiyah  justru  salah satunya  untuk melakukan  perlawanan  terhadap gerakan  kristeniasi .

Kelahiran Muhammadiyah tidak lain karena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al Qur’an. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan  Tajdid yang  bersumber pada Al-Qur”an dan As Sunnah.

            Gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil alamin. Oleh Alasan tersebut Muhammadiyah disebut sebagai gerakan Islam.  Muhammadiyah juga memiliki identitas sebagai gerakan Dakwah maksudnya adalah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya yaitu dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah perjuangannya.

Muhamadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat hidup orang banyak seperti berbagai macam ragam lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi, membangun Rumah Sakit, Panti Asuhan dan sebagainya. Dua amal usaha Muhammadiyah ini dalam rangka melakukan perlawanan terhadap gerakan misi kristen lewat pendidikan  dan kesehatan.  Seluruh amal usaha Muhammadiyah itu merupakan manifestasi atau perwujudan dakwah islamiyah. 

Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islam sebagaimana yang diajarkan   al-Quran dan  as-Sunnah Shahihah.

Misi didirikannya Muhammadiyah adalah dalam rangka membendung gerakan Kristenisasi

            Dalam desertasi di Temple University (1995) berjudul The Muhammadiyah Movement and Its Controversy with Christian Mission in Indonesia, Alwi Shihab mengungkapkan, misi awal pendirian Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan adalah dalam rangka membendung arus gencar Kristenisasi yang ditopang oleh kebijakan kolonial pemerintah Belanda.

Tiga tahun kemudian desertasi ini diterbitkan oleh penerbit Mizan Bandung dengan judul buku Membendung Arus: Respons Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia.  Fakta-fakta kegigihan Muhammadiyah di era KH Ahmad Dahlan dalam berdakwah kepada para tokoh Kristen dan Katolik diabadikan dalam buku Muhammadiyah Setengah Abad: Makin Lama Makin Tjinta (1912-1962).   

Pada halaman 145-151 buku dokumenter ini diceritakan aktivitas KH Ahmad Dahlan kepada para pastor, antara lain: van Lith, van Driesse, Domine Bakker, dan Dr Laberton.    Pertemuan dengan van Lith hanya berlangsung sekali, karena tak lama setelah dialog, van Lith meninggal. Dialog dengan van Driesse dilakukan di rumah M Joyo Sumarto (mertua M.M. Joyodiguno).   Pertemuan ini pun hanya berlangsung sekali, karena sikap Driesse sangat kasar sehingga tidak bisa diajak berdialog mengenai soal-soal agama maupun ketuhanan.

Pertemuan dengan Domine Bakker diadakan di Jetis beberapa kali. Karena pembicaraan Domine berbelit-belit dan tidak mau mengakui kekalahannya, akhirnya Dahlan mengajukan tantangan: “Marilah kita sama-sama keluar dari agama, kemudian mencari, menyelidiki, agama mana yang benar.    Kalau ternyata kemudian agama Protestanlah yang benar, saya bersedia masuk agama Protestan. Akan tetapi sebaliknya, apabila Islam yang benar, Domine pun harus mau pula masuk agama Islam.”    ...Dalam beberapa kali debat agama ini, Domine ditemani oleh dua orang pengikut dari Klaten. Atas hidayah Ilahi, dua orang pengikut Domine akhirnya masuk Islam setelah mendengar dakwah Ahmad Dahlan...

Suatu ketika Dahlan mendengar berita bahwa Samuel Zwemmerberkunjung ke Indonesia dan berkhotbah di beberapa gereja, antara lain di Banjarmasin, Makassar, Surabaya dan Yogyakarta.  

Isi khotbahnya umumnya banyak sekali yang menghina agama Islam. Maka Dahlan mempersiapkan acara sambutan di Yogyakarta dengan mengadakan dialog openbaar (pengajian umum) di Ngampilan.   Dalam rapat umum ini Zwemmer diundang untuk mendengarkan ceramah Dahlan, dan juga diberi kesempatan untuk berorasi menerangkan sekitar agamanya.

 Selanjutnya, ia diminta kesediaannya untuk menjawab pertanyaan dari para hadirin. Karena Zwemmer tak berani datang, maka Dahlan tampil sebagai pembicara tunggal. Berita ini ditangkap oleh Ki Hajar Dewantoro dalam surat kabar Darmo Kondo di Solo dengan komentar “Dr. Zwemmer tidak mampu menghadapi KH Ahmad Dahlan.”

Pasca Ahmad Dahlan, Muhammadiyah masih mengamalkan prinsip asyidda`u ‘alal kuffar.

•         KH AR Fachruddin, Ketua Muhammadiyah terlama  (1968-1990) menegaskan prinsip kemandirian beramal usaha dan ikhlasnya berjuang.

 Semasa hidupnya, tokoh karismatik yang akrab dipanggil Pak AR ini memberikan wasiat kepada kader persyarikatan agar berpantang terhadap dana-dana yang tidak berkah.

Di antara dana yang dilarang adalah dana judi, dana dari negara asing, Kristen dan komunis. Pak AR berpesan:

“Janganlah Cabang Muhammadiyah mendirikan bangunan-bangunan hanya mengharapkan bantuan Pemerintah. Lebih-lebih lagi mengharapkan bantuan uang keuntungan lotre dari Yayasan Dana Bantuan. Dan lebih tidak pantas lagi kalau mengharapkan bantuan dari negeri asing, dari negara-negara Kristen, dari negara-negara komunis. Uang-uang yang demikian tidak akan memberi berkah, malah akan membawa tidak baik

Semasa hidupnya, tokoh karismatik yang akrab dipanggil Pak AR ini memberikan wasiat kepada kader persyarikatan agar berpantang terhadap dana-dana yang tidak berkah. Di antara dana yang dilarang adalah dana judi, dana dari negara asing, Kristen dan komunis.

 Pak AR berpesan:

“Janganlah Cabang Muhammadiyah mendirikan bangunan-bangunan hanya mengharapkan bantuan Pemerintah.

Lebih-lebih lagi mengharapkan bantuan uang keuntungan lotre dari Yayasan Dana Bantuan. Dan lebih tidak pantas lagi kalau mengharapkan bantuan dari negeri asing, dari negara-negara Kristen, dari negara-negara komunis.

Uang-uang yang demikian tidak akan memberi berkah, malah akan membawa tidak baik

Dari itu gembirakanlah anggota-anggota Muhammadiyah agar suka beramal, suka berderma, suka beramal jariyah suka berwakaf.

Insya Allah Cabang di tempat Saudara akan diberi berkah langsung oleh Allah SWT” (Mengenal dan Menjadi Muhammadiyah, UMM Press, Malang, hlm. 141).

Semoga  Kita  dapat  mengambil  pelajaran  dan  Seharusnya  warga persyarikatan belajar militansi kepada para pendahulu.  Dan ini  juga menjadi pelajaran  bagi kaum muslimin  untuk  mandiri  tidak  ketergantungan  negara  Barat Kristen, karena  nanti  akan  dijadikan  budak  mereka.

Pendirian Gereja & Misi Penginjilan

Akhir-akhir ini di Indonesia sering terjadi gesekkan antar umat beragama khususnya kaum kristen dengan penduduk setempat. Salah satu pemicunya adalah adanya agresivitas penginjilan yang dilakukan para misionaris kristen  yang tidak mematuhi peraturan Pemerintah tentang Kode etik penyiaran agama dan Pendirian rumah ibadah, yaitu SK Menag No 70/thn 1978 dan Peraturan Bersama Menag & Mendagri No.9 dan 8 Thn 2006.  Penulis sering menghadiri pertemuan antar Umat beragama yang dihadiri oleh Majelis-majelis agama ( Islam,Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu ).

Perwakilan Budha, Hindu dan Konghucu terhadap peraturan-peraturan tersebut  tidak ada masalah, bahkan perwakilan dari agama Budha pernah menyampaikan keluhan yang disampaikan kepada penulis bahwa kami juga merasa resah karena umat kami banyak diambilin  sama teman-teman kristiani.

Untuk mengetahui akar permasalahan gesekkan tersebut, mari kita lihat komentar tokoh-tokoh kristen di Indonesia dalam pendirian gereja dan misi penginjilan. Apa sebenarnya misi dan tujuan suatu gereja didirikan? 

Dalam buku “ Bergerak Dalam Misi dan Penginjilan “karangan Niko Njotorahardjo yang diterbitkan Yayasan Andi Jogyakarta halaman 85 menyebutkan sebagai berikut : “ Penginjilan dengan Membuka Gereja Baru”.  Dr.C Peter Wagner dalam bukunya “ Penanaman Gereja untuk tuaian yang lebih besar “menyatakan “ satu-satunya metodologi Penginjilan yang paling efektif   dibawah kolong langit ini adalah menanam gereja-gereja baru “ hal 86.   Gereja-gereja di Indonesia yang  bertumbuh dengan cepat karena banyak membuka gereja baru adalah Gereja Pantekosta di Indonesia ( GPDI ), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya ( GPPS ) dan Gereja Bethel Indonesia ( GBI ), hal 90.

Dean Wiebracht dalam bukunya “ The world Beyond Your Walls “ edisi Indonesia  berjudul “Menajawab Tantangan Amanat Agung “ diterbitkan Yayasan ANDI Yogyakarta tahun 1997.; Pedoman untuk Memobilisasi Gereja anda dalam Pekerjaan Misi.

Sebuah gereja yang sungguh-sungguh mengemban mandat untuk memuridkan (pen.mengkristenkan ) segala bangsa. Sebuah gereja Amanat Agung menyadari bahwa penginjilan dunia bukan sekedar satu diantara banyak program gereja.  Penginjilan dunia adalah sentral keberadaan gereja (hal 50).

Karena sebuah gereja amanat agung dengan sungguh-sungguh memuridkan segala bangsa, gereja menggerakkan sumber-sumber dayanya dalam penginjilan dunia. Sebuah gereja secara aktif berusaha menggandakan misionaris. Gereja ini melakukan apa yang dapat dilakukan untuk  melihat lebih banyak pekerja di ladang tuaian.(hal 52 ).

Dihalaman 55 Fungsi Gereja didirikan sebagai berikut ;

·         Gerejakami dengan sungguh-sungguh mengemban mandat untuk memuridkan segala bangsa.

·         Gerejakami menggerakan sumber daya dalam penggenapan amanat agung, kami tempatkan diatas penginjilan dunia.

·         Gereja kami secara aktif menarik, melatih, mengutus,  dan mendukung misionaris.

·         Gerejakami menjadi tempat bagi mereka yang pergi dan mereka yang bekerja sama untuk untuk menjangkau mereka yang belum terjangkau.

Tahun 1964, tokoh Kristen Batak, Dr. Walter Bonar Sidjabat, menerbitkan buku berjudul Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini (Jakarta:Badan Penerbit Kristen, 1964). Melalui bukunya ini, Dr. Sidjabat menegaskan misi sejati kehadiran Kristen dan Gereja-gereja mereka di seluruh pelosok Indonesia.

Dalam pengantar bukunya, ia menulis:
“Kita terpanggil untuk mengikrarkan iman kita di daerah-daerah berpenduduk berambut keriting, berombak-ombak dan lurus-lurus, di tengah penduduk berkulit coklat, coklat tua, kuning langsat dan sebagainya. Guna penuaian panggilan inilah gereja-gereja kita berserak-serak di seluruh penjuru Nusantara agar rakyat yang “bhineka tunggal ika”, yang terdiri dari penganut berbagai agama dan ideologi dapat mengenal dan mengikuti Yesus Kristus”.(Kutipan-kutipan dari buku Dr.Sidjabat)

Bahwa kehadiran sebuah gereja bagi kaum Kristen bukanlah sekedar persoalan “kebebasan beribadah” atau “kebebasan beragama”. Banyak kalangan Muslim dan mungkin juga kaum Kristen sendiri yang tidak paham akan eksistensi sebuah gereja. Bahwa, menurut kaum Kristen, pendirian sebuah gereja bukan sekedar pendirian sebuah tempat ibadah, tetapi juga bagian dari sebuah pekerjaan Misi Kristen; agar masyarakat di sekitarnya “mengenal dan mengikuti Yesus Kristus”. dikatakan dalam buku ini:
Di atas Gereja terletak tugas pekabaran Injil. Pekabaran Injil adalah dinamis. Secara dinamis Gereja bertanggung jawab akan pekabaran Injil ke dalam, kepada orang-orang yang telah menjadi anggota-anggota tubuh Kristus (“ecclesia”) dan keluar, kepada orang-orang yang sedang menunggu, mengabaikan, menolak atau tidak acuh terhadap Yesus sebagai Juruselamat mereka.” (hal. 41).

Sementara itu, bagi kaum Muslim yang sadar akan keislamannya, persoalan misi Kristen, bukanlah masalah sepele. Orang yang berganti agama, keluar dari agama Islam, dalam pandangan Islam disebut orang yang murtad dan kafir. Amal perbuatan mereka tidak diterima oleh Allah. (QS 2:217, 24:39).
Al-Quran juga menegaskan, bahwa Allah SWT sangat murka jika dikatakan Dia mempunyai anak. (QS 19:88-91). Dan orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari tiga oknum, maka orang itu disebut telah kafir (QS 5:72-75).

 

 

 

Cahaya suku & Partner International (PI)

 

 Kami bersama Partner Internasional (PI) terus bergerak menjalankan amanat Agung kristus khususnya di jawa barat sejak tahun 1997. PI membentuk tim untuk pembangunan gereja, melatih dan mengirimnya ke tempat yang belum terjangkau.PI adalah partner yang sebenarnya karena mereka tidak mendikte kami melainkan bergerak seiringan saling membantu dan memotivasi untuk gereja.

 

Visi dari PI:

Untuk membawakan kabar Bible (Injil) kepada masyarakat Sunda

Mendirikan gereja untuk dikalangan mereka khususnya di tempat yang belum ada gereja pribuminya.

Karena sunda adalah suku dengan 34 juta orang dan sebagaian besar didalamnya adalah muslim, suku sunda adalah Muslim 99,9% jadi ini adalah tugas YANG BESAR!

 

Cahaya Suku Project josua

Cahaya Suku merupakan platform yang bervisikan melihat pergerakan pembangunan gereja di antara 23 cluster yang belum terjangkau. Untuk di Indonesia Cahaya Suku membagi suku bangsa di Indonesia yang terdiri dari 128 suku ini menjadi 23 cluster dan dari 23 cluster(jendela wilayah) 90% adalah cluster muslim.jadi 22 dari 23 cluster ini adalah cluster masyarakatMuslim. Jadi ini merupakan tugas yang berat

 

Cara Melakukannya

 

Kami merekrut, melatih dan mengirim pembangun gereja untuk tinggal di tengah- tengah komunitas

muslim serta untuk menyemangati lembaga pelayanankita. Sebenarnya mereka tidaklah berbicara, mereka menjadi model di masyarakat. Namun inilah yang kita lihat selama ini para pembangun gereja berada disana berbuat sesuatu bagi masyarakat, menjadi bagian dari masyarakat dan membagi kasih kristus kepada mereka.

 

Setiap pembangun gereja perlu menetapkan platform mereka sebagai identitas sekuler mereka. Hal ini dikarenakan kita bekerja diantara sesama Muslim, kita tidak berangkat dari platform pembangun gereja tentunya melainkan dengan platform sekuler lainnya.

 

 Ketika mereka berbicara dengan saya “125 keluarga sedang bekerja dengan rajin dalam 12 cluster dalam berbagi tentang bible , dan sebagian dari mereka juga mempelajari kebersamaan di Pos Penginjilan disaat mereka bersama. Inilah yang kamilakukan selama ini kami memodel,kami tahu yang kami lakukan kami mendapat penerimaan dari masyarakat shingga kami dapat membagi kasih kristus kepada mereka.”

 

 Selama kurun waktu hingga tahun 2005 telah menunjukkan pertambahan pengikut sebanyak 125

keluarga dan ini adalah penduduk asli! Para pemodel yang handal dan ini menunjukkan sebuah potensi yang besar bukan sekedar angka belaka, melainkan ada tangan Tuhan dan ini sebuah gerakan yang besar!

 

Sekelompok kaum Kristen evangelis yang memasang target tahun 2020 sebagai masa “panen raya”. Sebuah buku berjudul Transformasi Indonesia: Pemikiran dan Proses Perubahan yang Dikaitkan dengan Kesatuan Tubuh Kristus (Jakarta: Metanoia, 2003), menggambarkan ambisi dan harapan besar kaum misionaris Kristen di Indonesia tersebut. Ditegaskan dalam buku tersebut:


”Indonesia merupakan sebuah ladang yang sedang menguning, yang besar tuaiannya! Ya, Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Hal ini bukan suatu kerinduan yang hampa, namun suatu pernyataan iman terhadap janji firman Tuhan. Ini juga bukan impian di siang bolong, tetapi suatu ekspresi keyakinan akan kasih dan kuasa Tuhan. Dengan memeriksa firman Tuhan, kita akan sampai kepada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki prakondisi yang sangat cocok bagi tuaian besar yang Ia rencanakan.”  Inilah tekad kaum misionaris Kristen untuk mengkristenkan Indonesia. Segala daya upaya mereka kerahkan. Gereja-gereja terus dibangun di mana-mana untuk memuluskan misi mereka. Gereja-gereja dan gerakan misi terus bergerak untuk meraih tujuan, yang ditegaskan pada sampul belakang buku ini: ”supaya semua gereja yang ada di Indonesia dapat bersatu sehingga Indonesia dapat mengalami transformasi dan dimenangkan bagi Kristus.”

Menghadapi serbuan kaum misionaris tersebut, seharusnya kaum Muslim tidak perlu berkecil hati. Sudah saatnya umat Islam tidak bersikap menunggu dan defensif. Mungkin sudah tiba masanya, organisasi-organisasi Islam mencetak dai-dai yang tangguh, cerdas, berani, santun, dan ramah, untuk menyadarkan para pendeta Kristen dan tokoh-tokohnya, bahwa mereka sedang memeluk keyakinan yang salah (sesat/adh-dhalliin). Ajaklah mereka untuk menyembah Allah semata-mata, tidak menserikatkan Allah dengan yang lain, dan mengakui kenabian Muhammad saw. Jangan menyatakan Allah punya anak.

Kristenisasi diakui dan dibenarkan oleh para Pendeta Kristen sendiri.

Pdt. Ioanes Rakhmat membenarkan adanya kristenisasi yang dilakukan oleh Kelompok Kristen Fundamentalissebagai-berikut : Mereka Bermental triumfalistik ekspansionistik

Para penganut fundamentalisme Kristen memandang versi agama Kristen mereka sebagai versi agama yang paling unggul, paling benar, paling baik, jika dibandingkan dengan agama-agama lain non-Kristen dan versi-versi lain agama Kristen; dan, karena keunggulan ini, mereka memandang versi agama Kristen mereka bagaimana pun juga harus disebarkan ke seluruh tempat di bumi, dengan mengeliminir agama-agama lain non-Kristen dan menjadikanorang-orang non-Kristen bertobat, pindah agama, masuk agama Kristen versi mereka.

Mereka memiliki keyakinan bahwa pada akhirnya di dunia ini hanya akan ada satu agama tunggal yang benar, yang tampil sebagai sang pemenang tunggal, yakni agama Kristen fundamentalis. Mentalitas triumfalistik ekspansionistik ini ditemukan dalam semua orang Kristen injili literalis biblis.

 

Berkolaborasi dengan kapitalisme Barat

 

Fundamentalisme injili Kristen di Indonesia berafiliasi dengan kapitalisme global yang berpusat di EU dan USA,yang menjadi penyuntik dana besar gerakan-gerakan Kristen Barat yang mempunyai misi ekspansi peradaban Barat antara lain ke Indonesia.Afiliasi ekonomis dengan kapitalisme Barat memang bukan dibangun olehkelompok-kelompok religius fundamentalis Kristen saja; kelompok-kelompok non-religius di Indonesia pun,misalnya NGO-2, banyak yang hidup dari kucuran dana dari EU dan USA yang kapitalis. PGI pun bahkan bisa hiduphanya karena ada kucuran dana. Bahkan, negara NKRI pun tidak bisa lepas dari dominasi dan pendiktean kapitalismeBarat seperti direpresentasikan dalam IMF dan WB.

 

Namun, hendaknya disadari, sebagian dari kekuatan ekonomi kapitalis USA sudah berada dalam genggaman para tokoh fundamentalis Kristen Amerika (Yahudi dan non-Yahudi), yang, bersama dengan para politikus neokonservatif, sanggup mempengaruhi kebijakan-kebijakan global politik dan militer luar negeri USA, khususnya kebijakan politik USA untuk kawasan Timur Tengah dan negara-negara lain di dunia yang mayoritas rakyatnya beragama Islam.

 Arti dari semua ini adalah kekristenan fundamentalis Kristen di Indonesia bukan lagi hanya merupakan suatu gerakan religius, tetapi juga gerakan politik ekonomi kapitalis

Orang Kristen fundamentalis di mana pun, ia memandang semua nubuat dalam Alkitab harus dipenuhi secara harfiah, khususnya yang berkaitan dengan nasib bangsa Yahudi (Israel modern), pastilah juga para warriors Kristen yang akan dengan penuh komitmen ikut serta untuk merealisasi nubuat para nabi, yakni kemenangan Israel dan kedatangan kembali Messias Yeshua untuk memerintah dunia.

 

Perlu diteliti, berapa banyak orang fundamentalis Kristen Indonesia yang sudah dan sedang menerima pendidikan teologi di sekolah-sekolah teologi di USA yang memandang dengan sangat yakin kebenaran dari visi apokaliptisisme Zionis Yahudi-Kristen .

 

Kristenisasi merupakan faktor penting penjajahan & Zending.Kristen merupakan rekan sepersekutuan bagi pemerintah kolonial. Alb Ckruyt & Ojh Graaf van Limburg Stirum

 

Pendeta Dr. Martin Sinaga, dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta.

 Dalam artikel dimajalahPantau, diamenyatakanbahwaKristenisasibukanilusidanitusungguh-sungguhterjadi. "PadaawalnyamisiKristenisasidibebaniolehpemerintahkolonialyang didukungBelanda, tapikurangberhasil. Selanjutnya, misiinidibebaniolehnegara-negaraterutamaAmerikaSerikat, yang sulitdipungkiripunyamedia danuanguntukmelancarkanmisionariitu," ujarPendetaMartin SinagadalamwawancaradenganmajalahPantau.

Demikianlah makalah ini saya  buat sebagai  informasi dan  bahan renungan bagi kader-kader persyarikatan Muhammadiyah dimana saja berada.

Bogor, 01 Januari  2012

Wassalam,

Abu Deedat Syihab,MH


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website